Search This Blog

Kaum Intelektual dan Sosialisme (Bagian 7)

Seperti yang kita tahu bahwa masyarakat merdeka bisa membawa kehancurannya sendiri, dan ketika kebebasan telah diraih, kemudian dianggap sebagai hal yang diberikan begitu saja, dan menjadi tidak dihargai lagi, dan bahwa pertumbuhan ide-ide yang menjadi esensi dari masyarakat bebas pada akhirnya akan membawa kehancuran pondasi yang selama ini menjadi landasannya. Ada sedikit keraguan bahwa di negara seperti Amerika Serikat cita-cita kebebasan hari ini kurang mempunyai daya tarik nyata bagi generasi muda dibanding negara yang harus belajar bagaimana arti dari kehilangan kebebasan. Di sisi lain, terdapat setiap tanda bahwa di Jerman dan negara lainnya, generasi muda yang tidak pernah mengenal masyarakat bebas, merasa bersemangat seperti halnya generasi muda sosialis ketika muncul seratus tahun lalu. Sebuah fakta yang luar biasa, yang mungkin pernah dialami banyak pengunjung, ketika berbicara dengan mahasiswa Jerman tentang prinsip-prinsip masyarakat liberal mendapatkan hadirin yang lebih responsif dan  bahkan antusias dibandingkan orang-orang di negara-negara Barat. Di Inggris pun, terdapat antusiasme yang muncul di antara generasi muda untuk menggali prinsip liberalisme utuh yang jelas belum ada sejak beberapa tahun yang lalu.

Apakah dengan ini berarti kebebasan lebih dihargai ketika hilang, bahwa seluruh dunia harus melalui fase kegelapan otoritarianisme sosialis sebelum kekuatan kebebasan mengumpulkan kekuatan yang baru? Mungkin saja, tapi saya harap tidak. Tetapi ketika orang-orang dalam jangka panjang menentukan opini publik seringkali tertarik pada cita-cita sosialisme, tren ini akan terus berlanjut. Jika kita ingin menghindari perkembangan seperti itu, kita harus bisa menawarkan suatu program liberal yang baru yang mempunyai imajinasi yang menarik. Kita harus membuat bangunan masyarakat bebas sekali lagi sebagai suatu keberanian intelektual, perbuatan yang berani. Apa yang merupakan kelemahan kita adalah “Utopia Liberal”, program yang bukan merupakan hanya mempertahankan pengertian sebenarnya ataupun bentuk lain dari sosialisme, tetapi sebuah radikalisme liberal sesungguhnya yang tidak terlalu praktis, dan tidak membatasi dirinya pada apa yang muncul hari ini sebagai hal yang mungkin secara politis. Kita butuh para pemimpin intelektual yang  bersedia untuk memperjuangkan hal yang ideal, meskipun kemungkinannya kecil di realisasi awal. Mereka harus menjadi orang-orang komitmen terhadap prinsip-prinsip dasar dan berjuang untuk perwujudan penuh, apapun resikonya. Kompromi praktis harus diserahkan pada para politisi. Perdagangan bebas dan kebebasan untuk meraih kesempatan adalah cita-cita yang masih mungkin membangkitkan imajinasi banyak orang, tetapi hanya “perdagangan bebas yang masuk akal” atau hanya “penghapusan kontrol” yang tidak dihargai secara intelektual atau menginspirasi antusiasime.

Pelajaran utama yang liberal sejati harus pelajari dari kesuksesan kaum sosialis adalah keberanian mereka menjadi utopis sehingga mereka mendapatkan dukungan dari kaum intelektual dan kemudian juga pengaruh terhada opini publik yang tiap hari memungkinkan hal-hal yang selama ini dilihat tidak mungkin. Mereka yang menaruh perhatian khusus pada hal-hal yang terlihat praktis dalam opini yang ada saat ini secara konstan menyadari bahwa bahkan hal ini secara pesat telah menjadi suatu kemustahilan politik, sebagai akibat dari perubahan opini publik yang selama ini tidak pernah pandu, kecuali kita bisa membuat landasan filosofis masyarakat bebas ketika mengangkat isu intelektual, dan mengimplementasikan sebuah tugas dimana menghalangi keaslian dan imajinasi dari pikiran kita yang hidup. Namun, bila kita bisa merebut kembali kepercayaan akan kekuatan gagasan yang menjadi ciri khas liberalisme di sisi terbaiknya, kita tidak kalah dalam pertarungan. Kebangkitan intelektual liberalisme sudah terjadi di beberapa belahan dunia. Akankah kemenangan itu datang segera?

No comments:

Post a Comment

komentar

Ke Mana Semua Kekuasaan Menghilang ?

Bidang politik pun semakin banya ilmuan yang meng-interprestasikan struktur politik manusia sebagai sistem pemprosesan data. Sebagai mana ...