Search This Blog

Jika Internet Menghilang dari Dunia

Internet saat ini sudah menjadi sebuah kebutuhan hidup yang pantang untuk ditinggalkan. Seseorang mungkin akan berpikir untuk bisa tetap tersambung dengan koneksi internet daripada harus hidup tanpa internet. 

Jika terkadang melambatnya internet saja sudah memunculkan beragam reaksi, mulai dari marah, kesal, frustrasi, hingga pasrah. Lalu, bagaimana jika internet di dunia tiba-tiba menghilang? Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini prediksi dari para ahli terkait kondisi tersebut!

a. Melambatnya proses informasi dan komunikasi

Internet meruapakan sebuah jaringan yang dapat menghubungkan kita lebih cepat dengan orang lain agar dapat berkomunikasi dan mendapatkan informasi secara mudah. Oleh karena itu, hilangnya internet akan berdampak kembalinya proses komunikasi dan informasi ke masa sebelum ada internet. Di mana, proses tersebut memakan waktu lebih lama.

b. Kembali ke kehidupan tanpa media sosial

Selain berfungsi dalam proses komunikasi dan informasi, nyatanya internet juga digunakan oleh pemerintah untuk melaksanakan dan mengembangkan program-program yang dicanangkannya. Beberapa program tersebut, antara lain: UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer), pelayanan pasien di berbagai rumah sakit, pelayanan paspor, pemesanan tiket kereta api, SIM online, dan masih banyak lagi.
Lalu, jika internet tiba-tiba menghilang, maka program-program tersebut serta fasilitas yang disediakan pemerintah tidak akan dapat terlaksana dengan baik. Bakal kacau semua nih!

c. Ketersediaan makanan terganggu

Ternyata, internet juga sangat berpengaruh bagi industri makanan, terutama di bidang retail. Hal ini dikarenakan internet berguna untuk memberikan informasi seputar stok barang yang ada di gudang dan supermarket. Selain itu, hilangnya internet juga akan berpengaruh bagi jasa pembelian dan pengiriman online.

d. Muncul berbagai macam permasalahan sosial

Hilangnya internet akan menyebabkan banyak permasalahan sosial yang muncul. Salah satunya adalah meningkatkan angka kriminalitas yang disebabkan dari banyaknya pengangguran dan orang-orang yang kelaparan.

Dengan terjadinya kondisi tersebut, orang-orang akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan mereka masing-masing untuk dapat bertahan hidup. Ngeri banget ya!

e. Terjadi krisis ekonomi global

Dengan perkembangan teknologi yang semakin modern, internet kita juga berpengaruh terhadap aktivitas perbankan online dan juga kartu kredit. Selain itu, tanpa adanya internet, juga dapat membuat kebangkrutan pada beberapa bank karena kesulitan mengakses informasi serta database nasabah. 

Selain bank, aktivitas pasar saham yang ada di dunia juga akan mengalami imbasnya. Pada level yang berbahaya, hilangnya internet dapat menyebabkan krisis ekonomi global, karena hampir seluruh sistem perekonomian dunia bergantung pada internet.

f. Banyak perusahaan yang bangkrut

Saat ini banyak perusahaan yang mengandalkan internet untuk mempermudah kelancaran bisnisnya. Sayangnya, ketika internet menghilang, produktivitas perusahaan justru akan terganggu. Terutama, hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan startup digital yang merupakan perusahaan berbasis intenet.

Tanpa adanya internet, perusahaan-perusahaan berbasis internet tersebut tidak akan dapat melangsungkan jual beli online (e-commerce) dan berakhir pada kebangkrutan. Gak kebayang banget deh!

g. Banyak terjadinya PHK

Banyaknya perusahaan yang bangkrut mengakibatkan banyaknya pula pegawai yang tiba-tiba menganggur akibat pemutusan hubungan kerja (PHK). Selain itu, jika internet benar-benar menghilang, maka para content creator, yaitu: youtuber, selebgram, selebtwit, vlogger dan blogger juga pasti akan kehilangan pekerjaannya.

h. Menghentikan romantisme

Dijaman yang super cangging ini,bahkan romantismepun telah diserakan kepada teknologi, misalnya hubungan asmara antara dua orang kekasih yang dijalin secara jarak jauh atau populer dengan istilah Long Distance Relationship (LDR), maka kalangan ini pasti akan terkena. misalnya jalinan asmara terputus, atau sangat mungkin untuk gagal menuju pernikahan.

Beberapa hal tersebut bisa saja terjadi jika internet menghilang dari dunia. Akan tetapi, apakah mungkin internet bisa benar-benar menghilang dari dunia?

Penemuan Ini Jadi Solusi Atasi Limbah Plastik

Limbah plastik merupakan salah satu masalah serius dalam lingkungan bahkan bersifat racun. Plastik konvensional terbuat dari petroleum yang merupakan sumber daya alam yang tidak terbarukan serta menimbulkan polusi udara dan air dalam proses ekstraksinya.

Plastik saat ini telah menjadi bahan baku utama dalam kebanyakan peralatan makan seperti cangkir, sedotan, dan food container. Salah satu solusi dalam mengatasi masalah tersebut adalah mengganti material plastik dengan bahan lain yang dapat terurai dan tidak mencemari lingkungan.

Seperti beberapa benda berikut, pada umumnya benda-benda berikut dibuat dari plastik, akan tetapi produsennya menggantikan material plastik dengan bahan lain yang ramah lingkungan bahkan aman dikonsumsi. Berikut ulasannya.

a. Peralatan makan dari dedak gandum

Biotrem adalah perusahaan yang memproduksi peralatan makan biodegradable berbahan dasar dedak gandum. Biotrem ditemukan oleh Jerzy Wysocki dan saat ini telah memiliki hak panten international. Misi dari pembuatan biotrem adalah mengurangi limbah plastik dimulai dengan pembuatan alat makan biodegradable sebagai alternatif pengganti plastik dan kertas.

Karena menggunakan bahan dasar alami maka peralatan makan produksi biotrem dapat terdekomposisi dengan sendirinya dalam kurun waktu 30 hari. Jauh lebih cepat dibanding kertas yang butuh minimal 6 bulan dan plastik yang memakan hingga ratusan tahun untuk terdekomposisi.

Dalam proses produksinya, biotrem juga tidak banyak menggunakan air, mineral, maupun bahan kimia. Selain itu, dari 1 ton dedak gandum, mereka bisa memproduksi kurang lebih 10.000 unit piring maupun mangkok dan semuanya aman untuk dimakan.
Walaupun terbuat dari bahan alami, tapi produk biotrem tetap memiliki sifat yang kuat, keras, dan juga tahan panas. Saat ini biotrem telah memproduksi piring dan mangkok berbagai ukuran, garpu, serta pisau.

b. Cangkir dan sedotan dari rumput laut

Loliware memproduksi cangkir dan sedotan bioplastik untuk menyajikan minuman dan kue pada berbagai acara serta memiliki rasa yang sedap.

Loliware didirikan pada tahun 2015 oleh Chelsea Briganti dan Leigh Ann Tucker setelah mengetahui fakta bahwa tiap tahun ada sekitar 33 miliar unit cangkir plastik berakhir di tempat penampungan sampah.

Produk loliware terbuat dari rumput laut, 100% alami, non-GMO, dapat terurai dengan sendirinya serta telah tersertifikasi edible bioplastic. Loliware juga dinilai dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah sampah plastik yang terus bertambah.

c. Ooho!

Menurut Clean Air Council, 50% dari limbah plastik berasal dari botol air minum. Hal tersebut mendorong Rodrigo GarcĂ­a, Guillaume Couche dan Pierre Paslier menciptakan Ooho!, dengan tujuan mengurangi limbah plastik yang berasal dari botol bekas.

Untuk membuat Ooho!, air dibekukan terlebih dahulu kemudian dienkapsulasi untuk memudahkan proses dan mencegah air tercampur dengan material membran. Membran yang digunakan untuk membungkus Ooho! terbuat dari kalsium klorida dan alga hijau. Ooho! memiliki sifat mudah terurai dan aman dikonsumsi.

d. Plastik dari makanan

Sejumlah peneliti dari Brazil mengembangkan plastik yang terbuat dari buah-buahan, sayuran, dan bumbu. Penelitian ini dilakukan di Nanotechnology Laboratory of The Brazilian Corporation of Agricultural Research (embrapa).

Plastik ini bisa terdekomposisi dengan sendirinya dalam waktu 3 bulan bahkan aman jika termakan. Selain itu, penemuan ini juga dirasa dapat menjadi solusi untuk mengatasi limbah makanan karena makanan yang tidak dikonsumsi ini diolah menjadi plastik biodegradable. Walaupun terbuat dari bahan makanan, tapi plastik ini memiliki sifat yang sama dengan plastik konvensional yaitu lentur dan kedap udara serta air.

e. Plastik kresek dari ketela

Avani, perusahaan asal Indonesia ini berhasil mengembangkan plastik dari ketela atau cassava yang diberi nama Bio-Cassava Bag. Bio-Cassava Bag ini sama sekali tidak mengandung material plastik dan 100% bio-based. Plastik ini dapat terdekomposisi dengan sendirinya dalam hitungan bulan dan tidak akan mencemari lingkungan.

Semoga ke depannya makin banyak produsen dan juga konsumen yang peduli lingkungan. Produsen berlomba-lomba mengembangkan alternatif pengganti plastik dan para konsumen juga bisa menggunakan plastik secara efisien.

Air di Mars Punya Cukup Kandungan Oksigen


Mars telah lama dianggap sebagai sebuah planet merah yang kering dan tandus, serta tidak layak menjadi rumah untuk menampung kehidupan. Tapi, penelitian yang telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa kemungkinan besar terdapat kandungan air asin di Mars saat ini, termasuk keberadaan danau di bawah permukaan.

Hasil penelitian ini telah membangkitkan harapan baru bahwa sebenarnya ada kehidupan di Planet Merah, yang sangat tergantung pada kandungan di dalam air.

Saat ini sebuah studi terbaru yang telah dipublikasikan di Nature Geoscience, secara mengejutkan menunjukkan bahwa endapan air garam di bawah permukaan Mars, terutama di dekat daerah kutub, bisa saja mengandung oksigen molekuler (zat pengoksidasi), yang kita ketahui sangat penting bagi kehidupan di Bumi.

Sangat menarik, karena memungkinkan Mars untuk dapat mendukung keberlangsungan kehidupan mikroba atau bahkan hewan sederhana seperti bunga karang.

Antara 3,8 miliar hingga 4 miliar tahun yang lalu, permukaan Mars sangat mirip dengan Bumi, oleh karena itu memiliki kondisi yang tepat bagi munculnya kehidupan. Pada saat itu, Mars memiliki lapisan atmosfer tebal, air yang mengalir di permukaan, medan magnet global dan vulkanisme.

Namun, hari ini kondisi permukaan Mars sangat kering dan dingin, dengan suhu berkisar antara 5 hingga 10 derajat Celcius di siang hari dan minus100 hingga minus 120 derajat Celcius di malam hari.

Faktanya, tekanan atmosfer Mars saat ini hanya kurang dari 1 persen tekanan atmosfer Bumi, yang mengakibatkan setiap kandungan air yang mengalir di permukaan akan dengan cepat menguap ke atmosfer, meskipun sebagian kecil kandungan air bisa tetap terperangkap di bawah permukaan. Aktivitas vulkanisme juga tidak lagi aktif, dan hanya menyisakan medan magnet berskala kecil untuk melindungi Mars dari radiasi ganas Matahari di belahan selatan planet.

1. Bukti-bukti yang mendukung kehidupan di Mars

Berkat misi-misi eksplorasi oleh rover (penjelajah darat) Curiosty dan Mars Express, kita sekarang mengetahui bahwa masih ada jejak metana di Mars. Sumber dari metana ini bisa berupa aktivitas hidrotermal (pergerakan air panas), atau dari kehidupan mikroba. Di Bumi, penyakit kembung pada sapi saja telah menghasilkan sekitar 25 persen hingga 30 persen gas metana di atmosfer.

Salah satu dari kemungkinan ini memang menantang pemahaman kita saat ini tentang Planet Merah, tetapi jika yang menjadi sumber metana adalah kehidupan mirkoba, maka jelas akan menjadi sebuah penemuan yang luar biasa.

Misi eksplorasi ExoMars Trace Gas Orbiter kolaborasi antara badan antariksa Eropa dan Rusia saat ini sedang menyelidiki sumber metana ini. Misi Mars Reconnaissance Orbiter oleh NASA juga menemukan fitur musiman yang disebut “recurrent slope lineae”, atau pola beralur yang kemungkinan terbentuk karena rembesan air asin di permukaan Mars. Meskipun ada penjelasan alternatif oleh beberapa ilmuwan, bahwa pola beralur diduga disebabkan oleh pergerakan butiran-butiran pasir dan debu yang menuruni fitur perbukitan.

Wahana-wahana antariksa penjelajah dan pendarat telah menemukan berbagai zat, termasuk perklorat kalsium dan magnesium di dekat lokasi yang diduga merupakan daerah resapan air, yang menunjukkan keberadaan kandungan air asin. 

Baru-baru ini, misi Mars Express yang dikelola oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) menemukan bukti radar akan kandungan air bawah tanah dalam bentuk cair di wilayah kutub selatan Mars, yang berpotensi sebagai danau bawah permukaan. Danau seluas 20 kilometer ini kemungkinan menampung air asin, dan terletak 1,5 kilometer di bawah permukaan.

2. Kandungan oksigen molekuler air asin Mars

Studi terbaru menghitung berapa banyak oksigen molekuler dapat dilarutkan dalam cairan asin di Mars. Perhitungan ini menunjukkan bahwa sejumlah kecil senyawa oksigen yang diproduksi di atmosfer memang bisa larut dalam air asin pada suhu dan tekanan di dekat permukaan Mars.

Menggunakan pemodelan atmosfer, para peneliti kemudian mempelajari tingkat kelarutan ini di lokasi berbeda planet Mars dari waktu ke waktu. Lingkungan cair yang mengandung oksigen molekuler terlarut akan tersebar di sebagian besar permukaan Mars, terutama terkonsentrasi di dekat kutub di mana kondisi lebih dingin.

Simulasi komputer menunjukkan bahwa hal ini dapat mengarah pada konsentrasi senyawa oksigen yang dapat digunakan untuk bernapas oleh mikroba aerob, yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen atau zat asam untuk pertumbuhannya. Di Bumi, kehidupan berevolusi melalui proses fotosintesis, yang menyediakan oksigen untuk bernapas yang menopang kehidupan mikroba aerob.

Hasil studi terbaru ini sangat menarik, di samping menunjukkan bagaimana senyawa oksigen untuk bernapas dapat dibuat secara terpisah bukan dari proses fotosintesis, juga dapat menjelaskan bagaimana oksidasi bebatuan di permukaan planet Mars terbentuk.

3. Misi eksplorasi untuk menemukan kehidupan di Mars

Jadi, bagaimana kita bisa menemukan bukti adanya kehidupan? Misi Mars saat ini menyediakan pemetaan mineral secara global dari orbit sebagaimana informasi dari permukaan.

Penemuan terbaru oleh rover Curiosity menyediakan informasi bahwa molekul organik dapat hidup dalam waktu yang lama di Mars. Sedangkan misi rover Mars 2020 oleh NASA untuk mengembalikan sampel dari Mars ke Bumi, saat ini sedang dalam perencanaan.

Rover-rover NASA yang beroperasi di Mars hingga saat ini hanya dirancang untuk mengebor sedalam lima sentimeter di permukaan Mars, namun sebuah rover yang merupakan bagian dari misi ExoMars 2020 kolaborasi antara ESA dengan Rusia, yang terus dipersiapkan hingga saat ini akan dapat menggali permukaan hingga kedalaman dua meter.

Menggali hingga kedalaman dua meter akan memberikan kita sampel yang terbebas dari paparan radiasi sinar ultraviolet Matahari dan radiasi kosmik yang membahayakan kehidupan, sehingga menjadi harapan terbaik kita untuk menemukan kehidupan di Mars melalui misi yang akan datang.

Dua kandidat lokasi pendaratan rover ExoMars akan diputuskan pada bulan November tahun ini, Mawrth Vallis dan Oxia Planum, keduanya adalah lingkungan purba yang kaya kandungan air. Meskipun strategi saat ini adalah untuk mencari tanda-tanda kehidupan purba di Mars, kehidupan yang ada saat ini seharusnya juga akan dapat terdeteksi, jika ada.

Kita harus menunggu hasil misi ExoMars untuk memastikan tanda-tanda kehidupan, baik di masa lalu atau saat ini, dan dalam jangka panjang menganalisis sampel yang dikirim kembali ke Bumi. Sementara ExoMars tidak akan diarahkan ke danau atau lokasi resapan air, ada juga bukti untuk kandungan air asin di lokasi lain, jadi ada kemungkinan bahwa lokasi-lokasi yang mengandung air asin dapat ditemukan di kandidat lokasi penelitian ExoMars.

Di luar misi saat ini, haruskah kita secara khusus menargetkan air asin? Tentunya target ini hanya bisa dilakukan untuk misi masa depan. Pengeboran hingga kedalaman 1,5 kilometer di bawah permukaan untuk sampel danau bawah tanah merupakan sebuah misi dalam skala besar di luar kemampuan teknologi saat ini. Oleh karena itu, harapan terbaik untuk misi saat ini adalah menargetkan lokasi yang memiliki resapan air asin di permukaan.

Kendala lain adalah aturan perlindungan planet, yang menyatakan bahwa kita tidak boleh melakukan tindakan berisiko yang dapat mencemari habitat asli dengan bakteri dari Bumi. Memedomani aturan perlindungan planet, tentu saja apabila memang ada habitat kehidupan di Mars kita tidak boleh mencemarinya, dengan cara mengkoloni lokasi-lokasi lain di Mars yang tidak memiliki habitat kehidupan.

Berapa Lama Kita Bisa Bertahan Disetiap Planet

Bumi masih menjadi planet yang indah untuk dihuni manusia. Pernahkah kamu membayangkan bagaimana melihat indahnya matahari terbit di atas bukit atau senja di tepian pantai. Dan juga hangatnya sepoi angin laut, segala macam satwa dan tumbuhan yang menghiasi dunia. Jadi, bagaimana mungkin kita mengabaikan planet tempat kelahiran kita ini dengan semua kerusakan yang kita perbuat? Ya, kehidupan di Bumi benar-benar indah, terutama jika dibandingkan dengan planet lainnya, yang mungkin gak senyaman Bumi.

Tubuh manusia gak bisa beradaptasi di planet lain tanpa menggunakan baju luar angkasa selain di Bumi

Jika Elon Musk memiliki proyek untuk menghidupkan Planet Mars, tetapi tetap saja, sampai detik ini semua makhluk hidup masih berada di Bumi. Percaya atau enggak, kamu pasti gak akan suka menjelajahi bagian lain dari tata surya sebelum para orang jenius menerapkan beberapa tindakan pencegahan keselamatan. Neil deGrasse Tyson, astrofisikawan terkenal, menjelaskan alasannya dalam sebuah video yang diunggah StarTalk. Singkatnya, ia mengungkapkan bahwa berada di ruang angkasa tanpa pakaian antariksa akan mengakibatkan kesalahan fatal pada manusia. Gak ada tempat selain di Bumi di mana kamu bisa bertahan lebih dari dua menit, selebihnya kamu akan mengalami kematian.

Berikut ini ada fakta seberapa lama manusia akan bertahan di planet lain tanpa baju luar angkasa;

1. Matahari

Mari kita mulai dengan pusat tata surya terbesar, yakni matahari. Jelas matahari akan segera menganggang manusia bahkan sebelum manusia berhasil bernafas. Total waktu manusia bisa bertahan di sana adalah kurang dari satu detik.

2. Merkurius

Sebuah planet yang dihadapkan langsung dengan matahari, dan suhunya sangat-sangat panas, yakni mencapai 800 derajat Fahrenheit atau 427 derajat Celsius (Paling panas). Sebaliknya, sisi yang berlawanan justru sangat membeku, suhunya mencapai minus 290 derajat Fahrenheit atau minus 179 derajat Celsius (paling dingin). Total waktu untuk bertahan di planet terkecil ini sekitar dua menit.

3. Venus

Pada suhu 900 derajat Fahrenheit (482 derajat Celcius), kamu pasti sudah menduga kalau planet ini gak layak buat dikunjungi apalagi di huni. Namun, Venus memiliki gravitasi yang hampir sama dengan Bumi, lho. Tapi jangan berharap kamu bisa bertahan di sana, kamu hanya punya waktu kurang dari satu detik sebelum meninggal.

4. Bumi

Berkat oksigen yang melimpah ruah di atmosfer, makanan yang mudah di dapatkan, dan air yang bisa memenuhi dahaga kita, serta semua hal lain yang membuat planet tempat tinggal kita ini menjadi layak huni. Tapi untuk saat ini, entahlah seberapa lama lagi planet Bumi ini akan bertahan. Dari banyaknya kerusakan, perubahan iklim, serta prediksi para Ilmuan yang menyatakan bahwa planet kita ini gak memiliki waktu yang lama lagi.

5. Mars

Mars merupakan planet yang sangat dingin, udaranya juga sangat tipis. Sehingga intensitas dinginnya akan terasa menggigit. Manusia hanya bisa bertahan dalam waktu dua menit di planet ini tanpa menggunakan perlengkapan pakaian khusus.

6. Jupiter

Menjadi planet gas, Jupiter akan membuat kehidupan menjadi sangat gak nyaman. Planet paling besar ini, akan membuat manusia gak bernyawa akibat atmosfer gas dari tekanan lapisan planet ini. Bahkan manusia hanya bisa bertahan kurang dari satu detik.

7. Saturnus, Uranus, dan Neptunus

Seperti halnya Jupiter, kamu akan merasakan raksasa gas di planet ini dan akhirnya dihancurkan oleh tekanan. Total waktu masing-masing kurang dari satu detik untuk bertahan.

Tata surya merupakan alam semesta yang diciptakan Tuhan. Banyak ilmuan yang mencoba untuk mencari kehidupan di planet lain karena planet Bumi tempat manusia tinggal diprediksi gak akan layak huni lagi. Sebenarnya gak ada yang salah dengan planet tempat tinggal kita ini, yang salah adalah manusianya yang gak bisa merawatnya dengan baik. Selalu berbuat kerusakan dari generasi ke generasi. Bagaimana jika memang gak ada planet lain lagi untuk menggantikan Bumi?

sumber: Amelia Solekha

Penemuan Planet Baru yang Penuh dengan Batu Intan Permata

Gambar : Planet HD219134b

Sepanjang peradaban modern, umat manusia telah menggali ke dalam perut Bumi untuk menemukan berbagai mineral berharga, seperti emas dan batu permata. Hanya saja, lokasi penggalian atau penambangan tersebut acap kali berada di lokasi-lokasi terpencil. Untuk menemukannya pun memerlukan biaya yang besar dan waktu yang relatif lama.

Namun, tidak demikian yang terjadi di planet lain. Para astronom dari Universitas Zurich dan Universitas Cambridge dilaporkan baru saja menemukan sebuah planet yang justru penuh dengan batu permata. Sejauh mata memandang, batu-batu berkilauan seperti rubi dan zamrud pun terhampar. Terdengar seperti planet-planet ala film-film Hollywood? Simak ulasan selengkapnya di sini!

A. Planet HD219134b, begitulah objek antariksa ini dinamakan

Media Inggris, Metro.co.uk (20/12) mewartakan, dalam laporan ilmiah para astronom yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, Oxford Academy, planet yang berkilau batu permata itu dinamai Planet HD219134b. Jaraknya dari Planet Bumi relatif cukup dekat yaitu 'hanya' 21 tahun cahaya.

Planet HD219134b ini diketahui mengorbit dengan jarak yang cukup dekat dengan bintang induknya. Dengan demikian, planet ini tidak atau belum mengembangkan inti mineral logamnya seperti Planet Bumi. Alih-alih begitu, Planet HD219134b ini kaya akan kalsium dan aluminium.

B. Hampir tidak ada kandungan besi di planet tersebu

Astrofisikawan dari Institute for Computational Science University of Zurich Caroline Dorn mengatakan, kedekatan jaraknya dengan bintang induk menyebabkan Planet HD219134b itu terbentuk dengan cara yang sama sekali berbeda dengan planet berbatu seperti Bumi dan Mars.

Caroline dan timnya lantas melakukan simulasi dan menemukan bahwa, bersama silikon dan magnesium, aluminium dan kalsium adalah komponen yang paling melimpah di planet tersebut. Hampir tidak ada besi di sana.

C. Sebetulnya ada dua planet berkilau batu permata lainnya

Caroline bersama rekan-rekan Universitas Zurich dan rekan-rekan Universitas Cambridge menyebutkan bahwa Planet HD219134 b merupakan salah satu dari tiga kandidat planet yang bisa masuk kelas atau kategori anyar dari planet ekstrasurya yang penuh dengan materi berharga.

Sebelumnya, para astronom telah menemukan dua planet yang dilimpahi batu permata. Dua planet itu antara lain Planet 55 Cancri e dan Planet WASP-47e. Planet 55 Cancri e ditemukan tahun 2012 yang jaraknya 41 tahun cahaya dari Bumi, sementara Planet WASP-47 e ditemukan tahun 2015 letaknya sejauh 870 tahun cahaya dari planet yang kita tinggali ini.

Mungkin saja kabar ini menjadi kabar yang menarik bagi para pemburu batu berharga. Hanya saja, umat manusia  mungkin belum bisa mencapai planet-planet itu, apalagi menambangnya. Daripada menggali batu di planet lain, lebih baik menggali hatimu saja....


sumber: www.idntimes.com

Ke Mana Semua Kekuasaan Menghilang ?

Bidang politik pun semakin banya ilmuan yang meng-interprestasikan struktur politik manusia sebagai sistem pemprosesan data. Sebagai mana ...