Search This Blog

Jepang Klaim Temukan Mineral Langka Penggerak Industri Selama 780 Tahun

Hasil gambar untuk Jepang Klaim Temukan Mineral Langka Penggerak Industri Selama 780 Tahun

Jepang baru saja mendapat sokongan energi besar, yang konon, mampu menopang evolusi industri negeri matahari terbit itu hingga 780 tahun ke depan.

Sokongan energi besar itu berasal dari temuan jutaan ton mineral tanah langka di lepas pantai timur Jepang.
Dikutip dari South China Morning Post, Kamis (12/4/2018), para ilmuwan dari Universitas Tokyo dan Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology (JAMSTEC), mengumumkan temuan fenomenal itu dalam jurnal Scientific Reports, yang terbit pada Selasa, 10 April 2018.

Penelitian itu mengatakan lumpur dari dasar laut di lepas Kepulauan Ogasawara, sekitar 2.000 kilometer tenggara Tokyo, berisi kandungan yttrium, europium, terbium, dan dysprosium.

Keempat jenis mineral langka yang ditemukan di area seluas 400 kilometer persegi itu, konon, mampu hasilkan cukup energi untuk menggerakan industri strategis Jepang selama ratusan tahun.

Yttrium misalnya, mineral yang bernama serupa dengan sebuah kota di Swedia itu, adalah bahan baku utama fosfor yang penting bagi industri elektronik.

Mineral yang berwarna putih keabu-abuan tersebut juga bemanfaat sebagai penguat alumunium, magnesium, dan kromium. Selain itu, yttrium juga disebut berperan penting sebagai bahan baku penting dalam pembuatan superkonduktor dan laser.

Sejauh ini, penelitian mengklaim deposit besar itu berpotensi dipasok hampir tidak terbatas ke seluruh dunia, dalam satu abad mendatang.

Tetapi sejumlah rintangan masih harus dihadapi, yakni salah satunya tentang regulasi penambangan di kedalaman hampir 6.000 meter, di bagian terpencil dari zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang.

"Tetapi pemerintah tampaknya berkomitmen untuk mengembangkan sumber daya ini," ujar Shirako Hudateba, salah seorang peneliti.

Isu Cadangan Mineral Berjumlah Besar di Laut China Timur

Sementara itu, menurut Stephen Nagy, seorang associate professor di Universitas Kristen Internasional Tokyo, Jepang dan China sempat bersitegang tentang klaim kepemilikan pulau-pulau di Laut China Timur pada 2000 silam.

Beberapa pulau di sana, konon menyimpan cadangan besar mineral langka, yang sangat dibutuhkan oleh kedua negara dalam mengembangkan sektor industrinya.

"Elemen-elemen ini sangat penting untuk masa depan teknologi, dan Tokyo menanggapinya dengan segera mencari sumber-sumber baru, termasuk di Mongolia, guna mengamankan pengiriman serta mempertahankan keunggulan teknologi Jepang," jelas Nagy.

"Bagaimanapun juga, idealnya Tokyo ingin mengamankan sumber energinya sendiri, agar tidak bergantung pada negara lain untuk persediaan," sambungnya.

Nagy mengatakan Jepang telah banyak berinvestasi di penjelajahan dasar laut ZEE-nya, dan berupaya menemukan deposit mineral semacam itu.

Penemuan ini, masih menurut Nagy, telah menunjukkan  upaya Tokyo untuk memenangkan pengakuan internasional atas kedaulatannya di sebagian besar Pasifik barat, termasuk di sekitar atol terpencil Okinotorishima.

Jepang mengklaim Okinotorishima sebagai bagian dari ZEE, yang dapat digunakan untuk mendukung fasilitas tempat tinggal penduduknya.

Namun oleh China dan Korea Selatan, klaim Jepang itu tidak beralasan, karena Okinotorishima sejatinya kumpulan atol, bukan pulau.

No comments:

Post a Comment

komentar

Ke Mana Semua Kekuasaan Menghilang ?

Bidang politik pun semakin banya ilmuan yang meng-interprestasikan struktur politik manusia sebagai sistem pemprosesan data. Sebagai mana ...