Search This Blog

Filsafat Lingkungan

Hasil gambar untuk Filsafat Lingkungan

Filsafat lingkungan adalah salah satu cabang dari filsafat yang membicarakan lingkungan secara kritis, radikal, sampai menyentuh hal yang mendasar dalam hubungannya dengan antara manusia dan lingkungan. Filsafat lingkungan bukan hanya sekedar sebagai sebuah cabang ilmu filsafat, namun juga sebagai pandangan hidup yang memberikan kesadaran akan lingkungan, baik bagi semua pihak yang berhubungan dengan ilmu ini. maupun kesadaran umum bagi manusia, masyarakat dan bangsa.

Definisi lingkungan menurut UU no 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Secara sederhana lingkungan manusia didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang berpengaruh pada kehidupan manusia itu sendiri.

Membahas filsafat lingkungan tidak dapat dilepaskan dari pengertian ekologi. Inti permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan makhluk hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya. Ilmu tentang hubungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya disebut ekologi. Oleh karena itu permasalahanan lingkungan hidup pada hakikatnya adalah permasalahanan ekologi, (Soemarwoto, 1997).

Selanjutnya Soemarwoto menyebutkan bahwa Istilah ekologi pertama kali digunakan oleh Haeckel seorang ahli biologi Jerman dalam pertengahan 1860-an. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti rumah dan logos yang berati ilmu. Ekologi secara harafiah berarti ilmu tentang makhluk hidup dalam rumahnya atau dapat juga diartikan sebagai ilmu rumah tangga makhluk hidup.

Kebutuhan manusia akan sumber terus bertambah seiring dengan bertambahnya populasi manusia di bumi ini. Pembangunan juga terus dilakukan untuk menuhi kebutuhan manusia akan sumber daya namun sayangnya masih banyak pembangunan yang dilakukan tidak berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Pada pembangunan yang masih mengabaikan prinsip pembangunan berkelanjutan berupa harmonisasi antara aspek ekonomi, ekologi, dan sosial ini merupakan sumber terjadinya degradasi lingkungan. Degradasi lingkungan justru membuat pembangunan kehilangan tujuannya untuk mensejahterakan kehidupan manusia. Kelangkaan air bersih karena penurunan muka air tanah dan pencemaran sungai oleh limbah industri dan rumah tangga, banjir dan longsor karena deforestasi hutan, dan pemanasan global karena peningkatan efek gas rumah kaca merupakan beberapa contoh dari degradasi lingkungan yang kini sangat erat dengan kehidupan sehari-hari manusia di bumi.

Degradasi lingkungan ini tidak hanya merugikan manusia tetapi juga mahluk hidup lainnya di bumi. Adanya degradasi lingkungan mengambarkan kegagalan manusia dalam mengelola lingkungan.

Manusia sebagai mahluk paling istimewa di bumi memiliki peran yang paling utama terhadap terjadinya degradasi lingkungan. Manusia terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk mencapai pembangunan namun dalam penggunaannya manusia bukan lagi yang megendalikan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi manusia yang dikendalikan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu penyebabnya adalah diabaikannya nilai etika oleh manusia. Etika diperlukan untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang telah ada di masyarakat terkait dengan benar atau salah (UNNES, 2010). Terjadinya degradasi lingkungan erat kaitannya dengan kurangnya pemahaman manusia akan etika lingkungan.

No comments:

Post a Comment

komentar

Ke Mana Semua Kekuasaan Menghilang ?

Bidang politik pun semakin banya ilmuan yang meng-interprestasikan struktur politik manusia sebagai sistem pemprosesan data. Sebagai mana ...