Etika lingkungan lebih dipahami sebagai sebuah kritik atas etika yang selama ini dianut oleh manusia dan menjadi petunjuk arah bagi manusia dalam mengusahakan terwujudnya moral lingkungan (UNNES, 2010). Adanya etika lingkungan bertujuan untuk mengubah pemahaman dan perilaku manusia terhadap lingkungan. Terdapat beberapa konsep tentang etika lingkungan yang dikembangkan oleh manusia diantaranya antroposentrisme, biosentrisme, ekosentrisme, dan ekofeminisme. Setiap konsep memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menilai keterkaitan antara manusia dengan lingkungannya.
1. Antroposentrisme
Antroposentrime merupakan paham yang bahwa hanya manusia yang memiliki nilai intrinsik sedangkan komponen-komponen lainnya baik yang hidup dan tak hidup atau ekosistem hanya memiliki nilai instrumental (Froderman, et al.,2009). Hal ini berarti ekosistem yang berada di luar manusia hanya berfungsi sebagai alat bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Biosentrisme
Biosentrisme adalah paham yang memfokuskan kehidupan sebagai satu kesatuan dan menolak pandangan bahwa hanya manusia yang penting dalam kehidupan ini sedangkan makhluk hidup yang lain tidak (Froderman, et al.,2009). Menurut Susilo (2008), paham biosentrisme bukan hanya manusia yang memiliki nilai moral tetapi juga binatang sedangkan menurut Kenneth dalam Rahim (2008) bukan hanya manusia dan binatang saja yang harus dihargai secara moral tetapi juga tumbuhan.
3. Ekosentrisme
Ekosentrisme merupakan konsep yang menekankan bahwa manusia dan komponen biotik maupun abiotik yang ada di dalam lingkungan ini memilki kedudukan yang sama. Manusia, komponen botik dan abiotik memiliki fungsi atau peran yang berbeda-beda di lingkungan namun semuanya merupaka satu kesatuan yang saling mendukung satu sama lain. Ketika terjadi kerusakan lingkungan yang mengakibatkan ketidakstabilan pada bagian dari komponen biotik atau abiotik maka akan menyebabkan ketidakstabilan pada komponen lainnya termasuk manusia. Kerusakan lingkungan akan merugikan semua pihak baik yang terkena dampak secara langsung ataupun tidak langsung.
4. Ekofeminisme
Ekofeminisme adalah suatu gerakan yang menghubungkan antara feminisme dengan ekologi. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh penulis Prancis Françoise d’ Eaubonne dalam bukunya, Le FĂ©minisme ou la Mort (1974). Ekofeminisme membahas di satu pihak, eksploitasi dan dominasi perempuan terhadap lingkungan; dan di pihak lain, berpendapat bahwa sesungguhnya ada hubungan historis antara perempuan dan alam. Para Ekofeminis percaya bahwa hubungan ini digambarkan melalui nilai timbal balik ‘perempuan’ secara tradisional, pemeliharaan dan kerjasama, yang terjadi baik di kalangan perempuan maupun di alam. Perempuan dan alam juga bersatu dalam sejarah mereka, yang sama-sama pernah mengalami penindasan oleh masyarakat patriarki
No comments:
Post a Comment
komentar