Politik sejatinya adalah profesi luhur untuk mewujudkan kebaikan bersama melalui kebijakan yang cerdas dan keteladanan hidup yang nyata.
Ahir-ahir ini beberapa kalangan mengaggap bahwa praktek nya sudah semakin jauh dari harapan, mekipun "harapan setiap orang berlainan", akan tetapi faktanya bahwa sudah terjadi keriuhan di tengah masyarakat kita, yang artinya ada kegelisahan ditengah masyarakat tentang harapan dan kemungkinan yang akan dihadapi. sehingga menimbulkan anggapan bahwa "sudah tercabut keutamaan politik itu sendiri".
Politik yang tercabut dari keutamaan, spiritualitas, ilmu pengetahuan dan budaya justru akan berubah menjadi anti-politik. Artinya, politik akan menjadi mesin penghancur kehidupan bersama yang membawa petaka kemiskinan dan penderitaan. Banyak negara sudah terjebak pada anti-politik semacam ini. Indonesia pun sudah hampir terjebak sepenuhnya pada anti-politik yang merusak ini.
Yang diperlukan adalah gerakan bersama yang konsisten untuk menanam kembali politik ke dalam keutamaan, ilmu pengetahuan, spiritualitas dan budaya. Gerakan tersebut bisa memanfaatkan strategi kebudayaan abad 21, yakni kerja sama antara pelaku bisnis, ilmuwan dan filsuf di perguruan tinggi serta aparat pemerintah yang peduli, guna menanamkan kembali politik ke ranah yang sebenarnya. Ini tentu membutuhkan keterlibatan kita semua di dalam berbagai bidang yang mungkin.
No comments:
Post a Comment
komentar